Pengamatan pada Filum Arthropoda yang ada pada
kehidupan kita
Umi Nur Khabibah
Prodi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Pengamatan pada
Filum Arthropoda yang ada pada kehidupan kita” ini bertujuan untuk mengidentifikasi
morfologi spesimen dari Filum Arthropoda berdasarkan kunci identifikasi;
mengklasifikasikan spesimen Filum Arthropoda; membuat dendogram dari Filum Arthropoda.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 April 2018, pukul
10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan
seksi, kaca pembesar, penggaris, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Filum Arthropoda. Adapun prosedur yang
dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula disediakan preparat dari
filum Arthropoda yaitu laba-laba, belalang, udang, kupu-kupu. Setelah itu
barulah dapat diamati bentuk morfologi nya. Kemudian digambar dan diberi
keterangan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa belalang dan kupu-kupu
termasuk ke dalam kelas Insekta. Laba-laba termasuk ke dalam kelas Arachnida dan
udang termasuk ke dalam kelas Crustacea.
Kata kunci: Arthropoda;
Crustacea; Arachnida; Insekta
.
PENDAHULUAN
Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis
hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang beruas-ruas.
Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya. Filum Arthropoda adalah
filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencangkup serangga, laba-aba,
udang, limpan dan hewan lainnya.
Arthropoda yang ditemukan di dalam gudang beras dan
gudang gabah memiliki peran sebagai herbivora, musuh alami (Arthropoda yang
berperan sebagai predator atau parasitoid), dan serangga lain (Arthropoda yang
berperan sebagai polinator atau scavenger).
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari Arthropoda
dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup
hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, dan udang. Hewan yang
tergolong ke dalam kelas ini hidup di air tawar atau air laut, walaupun
beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidpan darat, seperti kepiting
darat.
Serangga adalah
hewan-hewan yang bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan
bersegmen. Segmentasi itu tampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam
filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut,
air tawar maupun habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada
antropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis
kelamin terpisah namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi
partogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan
pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya
porus berpasangan pada tiap segmen.
Dalam ayat Al-Qur’an (QS. Al-A’raaf : 133) juga sudah dijelaskan:
Artinya: Maka Kami kirimkan
kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas,
tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
Menurut tafsir Al-Misbah Allah swt. mengirimkan
peringatan yakni termasuk belalang yang merusak tumbuhan serta kutu sebagai
hama tanaman kepada orang-orang yang kebejatan dan kedurhakaan mereka telah
melampaui batas yakni kaum Fir’aun.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt.
memperlihatkan kekuasaannya bahwa ia dapat mengirimkan peringatan kepada
orang-orang yang melampaui batas berupa segerombolan belalang yang dapat
merusak keseimbangan ekosistem dan membuat kekacauan untuk manusia. Seperti
yang diketahui bahwa belalang yang merupakan salah satu spesies dari kelas insecta filum Arthropoda, salah satu perannya dalam ekosistem yaitu menjadi penggangu terhadap
kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman yakni memakan daun dan
rumput-rumputan dengan cepat.
METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,
24 April 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat
yang digunakan yaitu papan seksi, kaca pembesar, penggaris, lembar pengamatan
dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Filum Arthropoda.
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula
disediakan preparat dari filum Arthropoda yaitu laba-laba, belalang, udang,
kupu-kupu.
Cara kerjanya untuk pengamatan Arthropoda
adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas
papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu
mencatat karakter morfologinya. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen
dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan
klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci
identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah
diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan. Untuk kelas Insceta dan juga
kelas Arachnida
dibuat
Taksidermi.
HASIL
1. Nama
Spesiemen : Udang
(Penaeus sp.)
Lokasi : Belakang
Laboratorium Terpadu FTIK
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Deapoda
Family : Penaldae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus
sp.
Karakter Morfologi:
Warna tubuhnya adalah
putih dengan bintik-bintik merah. Simetri tubuhnya bilateral dengan jumlah
segmen 6. Jumlah kaki swimming legs ada 4, sedangan jumlah KaKi walking
legs ada 5. Panjang tubuhnya yaitu 10 cm; lebarnya 2,5 cm.
2. Nama
Spesiemen : Belalang
Lokasi : Perumahan Millenia,
Jember
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga
nigricocnis
Karakter Morfologi:
Warna tubuhnya adalah
coklat dan ada warna hijau muda sedikit. Bentuk tubuhnya ada 3 bagian (kepala,
toraks, abdomen) memiliki 6 kaki yang berseni dan juga memiliki 2 pasang sayap dan
2 antena. Panjang tubuhnya yaitu 6 cm; lebarnya 1 cm.
Kunci Identifikasi:
9b - 8b – 71 - 5b - 2b
3. Nama
Spesiemen : Kupu-kupu
Lokasi : Gedung G Fakultas FTIK
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Araneae
Family : Lepidoptera
Genus :
Spesies :
Karakter Morfologi:
Bagian tubuhnya terdiri
dari kepala, toraks, abdomen). kepala terdiri dari antena, mata, mulut, labrum,
labial palpus, proboscis. Panjang tubuhnya yaitu 2,5 cm; panjang sayap keseluruhan
4 cm; panjanag sayap belakang 1,2 cm; panjang antena 1,4 cm. Lebar tubuhnya 1 cm; lebar sayap 4 cm. Bentuk
tubuhnya bersayap dan bercorak. Simetri tubuhnya bilateral, dan warna tubuhnya coklat
dengan corak putih.
Kunci Identifikasi:
1a – 2b – 5b – 7b –
10a
4. Nama
Spesiemen : Laba-laba
Lokasi : Belakang
Laboratorium Terpadu FTIK
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Policidae
Genus :
Spesies :
Karakter Morfologi:
Bagian tubuhnya di
bagi menjadi 2 bagian yaitu sepalotoraks dan abdomen dengan warna tubuhnya
hitam dan ada corak kuningnya. Mempunyai 4 pasang kaki yang memiliki ruas-ruas.
Panjang tubuhnya 6,7 cm; lebar sepalotoraks 1,3 cm; lebar abdomen 1 cm.
PEMBAHASAN
Arthropoda merupakan hewan yang kaki dan tubuhnya
beruas, kulit keras terbuat dari kitin, dan pada setiap segmen tubuh dijumpai
sepasang anggota badan. Terbagi ke dalam kelas Onychopora, Crustacea, Insekta,
Chilapoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,Merostomata, Arachnida, Pygnogonida,
Tardigrada, dan Pentostomida. Arthropoda biasanya ditemukan di laut, air tawar,
darat, dan lingkungan udara termasuk bentuk simbiosis dan parasit. Arthropoda
merupakan filum terbesar di dalam dunia hewan.
Ciri-ciri dari kelas Athropoda yaitu tubuh yang
bersegmen dengan jumlah yang bervariasi, adanya kutikula yang keras membentuk
rangka luar yang disebut eksoskeleton. Lalu memiliki sistem saraf tangga tali.
Bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru. Bersifat dioseus.
Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen.
Sefalotoraks (kepala dada) merupakan penyatuan bagian kepala dan badan. Udang
memiliki rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar yang keras ini karena
mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat sepasang mandibula dan dua
pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung
abdomen terdapat kaki daun (uropod).
Uropod terletak di antara sisi ekor yang mendatar
(telson).
Udang merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan amerika selatan. Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa.
Udang merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan amerika selatan. Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa.
Tubuh udang bersegmen (beruas) dan terdiri atas
sefalotoraks (epala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian
anterior tubuh besar dan lebih besar, sedangkan posteriornya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut,
yaitu:
·
dua pasang antena
·
satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya,
·
satu pasang maksilla,
·
satu pasang maksiliped. (Cherian dan Sim, 1994).
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan
dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas
pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar
perairan.
Tubuh kelas Insekta terdiri dari bagian kepala,
dada dan abdomen dengan kaki enam pasang atau hexopode. Mata tunggal dan
mata majemuk di kepalanya. Pada bagian dada terdiri dari tiga ruas yaitu
protoraks, mesotorak, dan metatorak. Contoh hewan dari kelas Insekta yaitu
belalang, kupu-kupu.
Pada kelas Arachnida tubuhnya memiliki bagian kepala
dan dada yang menyatu dan bagian perut yang bulat. Bagian kepalanya kecil, tidak
memiliki antenna dan memiliki mata tunggal. Pada bagian sefalotorak terdapat
sepasang klisera yang beracun dan sepasang palpus. Contoh hewannya yaitu
laba-laba.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu
sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian
posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala)
dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat
sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera
dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen
(opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior
abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat
berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang
pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang
halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik
tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk
menjebak mangsa.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah hewan
yang termasuk Arthropoda adalah Udang, laba-laba, belalan, dan kupu-kupu.
Adapun klasifikasinya Panaeu sp. (Udang) termasuk dalam kelas crustacea yang secara morfologi
tersusun atas mata, karapaks, perut, mulut, antena, dan kaki. Adapun pada laba-laba
termasuk dalam kelas Arachnoidea yang secara morfologi memiliki kepala, mata
majemuk, pemintal, perut, mulut, antena, dan kaki dan alat capit. Valanga sp. (belalang) dan kupu-kupu termasuk dalam kelas Insecta yang secara
morfologi memiliki mata majemuk, sayap, betis, mulut, antena, dan paha.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=Surah+Al-A%E2%80%99raaf+%3A+133&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab#
diakases pada 09 Mei 2018.
Hidayat A. “Diversity Of Soil
Arthropod In Green Arrier Area PT.
Pusri” Biovalentia: Biological Research
Journal. 2 No 1 (2016): 36-53.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Jumor
200. Entomologi Pertanian. Jakarta.
Rieneker
Shihab
M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta:
Lentera Hati, 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar