Senin, 26 Maret 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN (Platyhelminthes dan Annelida)


Mengamati Platyhelminthes dan Annelida

Umi Nur Khabibah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mengamati Platyhelmithes dan Annelida” bertujuan untuk mengidentifikasi  karakter morfologi spesimen Platyhelminthes dan Annelida berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesiemen Platyhelminthes dan Annelida; membuat dendogram spesimen Platyhelminthes dan Annelida. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat seksi, papan seksi, kaca pembesar, penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, lebar pengamtan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes dan Annelida. Adapun hasil yang didapat adalah gambar morfologi dari Platyhelminthes dan Annelida. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu pada Platyhelminthes genus Planaria berbentuk pipih dengan simetri tubuh bilateral dan Annelida genus Lubricus terreestris dan Polychaeta bentuk tubuhnya pipih  dengan simetri tubuh bilateral.

Kata kunci: Platyhelminthes; Annelida; Planaria; Lubricus terreestris; Polychaeta

.



PENDAHULUAN
Filum Platyhelminthes dalam bahasa Yunani, platy (pipih), helminthes (cacing pipih) adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks dibanding porifera. Platyhelminthes memiliki 3 lapisan sel (triploblastik), yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Platyhelminthes  ada yang hidup bebas maupun hidup sebagai parasit. Pada Platyhelminthes  yang hidup secara bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik laiinnya se0perti sisa organisme.
Filum Annelida (bahasa latin untuk “bercincin” terbagi atas cacing yang tubuhnya terbagi-bagi menjadi segmen-segmen (metamer). Segmentasi tersebut bersifat eksternal, tetapi juga internal dalam wujud membran (septum) yang membagi-bagi anterior cacing. Annelida membagi-bagi anterior cacing. Annelida memiliki segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen yang lain disebut sapta.
Dalam ayat Al-Qur’an sudah dijelaskan Q.S An Nur ayat 45:
 

Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Platyhelminthes adalah sekelompok organisme yang tubuhnya pipih, bersifat triploblastik, tiak berselom. Pada umumnya spesies  dari Platyhelminthes adalah parasit paa hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan  dibawahnya dari airan hospes. Sitem eksresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar tidak memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh pencernaan itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap-tiap hewan dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembuluh vasa deferensia, kantung vasculum seminalis, saluran ejakulasi yang berakhir pada alat kopulasi dan penis.
Tubuhnya tertutup epidermis dan di bagian ventral mengandung silia yang berfungsi untuk merayap. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar dan batang-batang kecil yang disebut rhabdoid. Sel kelenjar yang menghasilkan lender untuk melekat, membungkus mangsa, dan sebagai jejak llender pada waktu merayap. Sel kelenjar acap kali juga terdapat di dalam parenkim, dan mempunyai saluran kecil menembus epidermis. Di bawah epidermis terdapat serabut-serabut otot melingkar, longitudinal, diagonal, dan dorso ventral.
Sedangkan pada Annelida mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segmentasi nampa jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Pada segmen cacing tanah (Lubricus terreestris), kecuali yang pertama dan terakhir, terdapat 4 pasang buku sikat atau seta yang pendek. Cacing tanah bernapas melalui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Sistem saraf berupa rantai ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke empat. Cacing tanah bersifat hemafrodit, tetapi terjadi fertilisasi oleh dirnya sendiri.
Tubuh Annelida bersegmen bundar memanjang atau tertekan dorsoventrsl. Memiliki alat gerak yang berupa seta pada setiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan seta pada bagian-bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau lobi lateral yang disebut parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjang  sesuai dengan sumbu tubuh.
Sistem pencernaan pada Platyhelminthes belum sempurna, cacing ini memiliki mulut tapi tidak memiliki anus, hewan ini memiliki rongga gastrovaskuler yang merupakan saluran pencernaan yang bercabang-cabang yang berperan sebagai usus. Sistem saraf memiliki dua ganglion pada ujung ventral tubuuh. Pada ujung ventral tubuh keluar satu pasang saraf longitudinal menuju ke bagian tubuh posterior. Sedangkan pada  Annelida permukaan tubuh cacing terdapat beberapa lubang-lubang muara keluar berbagai alat atau organ dalam tuubuh. Lubang-lubang tersebut ialah mulut berbentuk bulan sabit, terletak pada segmen terakhir, lubang muara keluar oviduk, terletak pada segmen ke-14, lubang bermuara keluar reseptaculum seminalis berupa 2 pasang pori terletak di antara segmen ke-9 dan segmen ke-10, dan di antara segmen ke-10 dan segmen ke-11 reseptaculum seminalis ialah tempat penyimpan sperma;pori ini tidak mudah terlihat; pori dorsalis merupakan lubang muara keluar coelom; pori ini terletak di medio-dorsal pada tepi anterior pada tiap segmen; segmen ke-8 atau segmen ke-9, sampai ujung posterior tubuh; sepasang nephridiopor, merupakan lubang muara keluar dan saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan 3 segmen pertama. Alat ekskresi adalah nephridia, terutama metanephridia, yang terdapat sepasang tiap ruas. Peredaran darah tertutup melingkari pharynix, sepasang benang saraf ventral sepanjang tubuh yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada setiap ruas, di samping itu, terdapat indera yang berfungsi sebagai alat peraba, perasa dan penerima cahaya.
Contoh hewan dari filum Platyhelminthes  contohnya adalah Planaria, sedangkan pada filum Annelida contoh hewan adalah cacing tanah (Lubricus terreestris) dan Polychaeta yang berguna bagi penyubur tanah. Oleh karena itu lah pentingnya memahami habitat, morfologi, anatomi dan sikus hidup dari filum Platyhelminthes dan Annelida agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari ekosistem alam.
METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat seksi, papan seksi, kaca pembesar, penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, lebar pengamtan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes (Planaria) dan Annelida (Lumbricina).
Cara kerjanya untuk pengamatan Platyhelminthes adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh, daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamtan.
Sedangkan cara kerjanya untuk spesimen Annelida adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, lalu meletakkan spesimen di atas ppan seksi. Kemudian mengamati spesimen dengan menggunaakan kaca pembesar dan mencatat karakter morfologi yang meliputi bentu tubuh, daeah anterior dan posterior, warna tubuh, simestri tubuh, ukuran tubuh. Kemudian menggambar secara skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tbuuh yang ditunjuk, lalu menuliskan klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Spesies, menuliskan kunci identifkasinya dan membuat dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telah diamati, kemudian menganalisis hasil dari pengamatan.

HASIL
1.       Nama spesimen     : Platyhelminthes (Dugesia)
Lokasi                    : Sungai Karang Pring

Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Platyhelminthes
Kelas                      : Rhabditophora
Ordo                      : Tricladida
Famili                    : Dugesiidae
Genus                    : Dugesia

Bentuk tubuh         :pipih
Daerah anterior & posterior          :
Warna tubuuh       : cokelat bening
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 0,4cm; lebar= 0,2cm
Deskripsi:
Planaria merupakan salah satu anggota dari platyhelminthes dari kelas turbelaria. Spesies yang paling umum dijumpai dari planaria adalah Dugesia dorotocephala, Cura  foremania dan Phagocata vernali dan Procotyla fluvialtilis. Bentuk tubuh planaria ini adalah pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk meruncing. Panjang tubuh planaria sekitar 5-25mm tetapi bagi planaria yang hidup di darat mencapai 60cm. Bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada tubuhnya sebbelah ventral. Sistem penceraannya terdiri dari mulut, probocis, faring dan usus yang bercabang. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulutnya karena Planaria melaukan dua macam gerakan yaitu gerakan merayap dan gerakan meluncur.

Kunci dentifikasi:

2.       Platyhelminthes (Pseudobiceros)




Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Platyheminthes
Kelas                      :
Ordo                      : Polycladida
Family                   : Pseudocerotidae
Genus                    : Pseudobicaros

Bentuk tubuh         : melebar
Daerah anterior & posterior          :
Warna tubuuh       : putih kekuningan dengan bintik cokelat
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 4,3cm; lebar= 3cm

Deskripsi:
Pseudobicaros memiliki tubuuh melebar dengan warna tubuh kekuningan dan bintik cokelat. Simetris tubuuhnya yaitu bilateral dengan ukuran panjang tubhnya -+ 4,3 cm; lebar -+ 3 cm.

3.       Annelida (Lubricus terreestris)
                       



 




















Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Annelida
Kelas                      : Clitellato
Ordo                      : Haplotaxido
Family                   : Lumbricidae
Genus                    : Lumbricus

Bentuk tubuh         : memanjang dan bersegmen
Daerah anterior & posterior          : terlihat jelas
Warna tubuuh       : hitam kecokelatan
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 18cm; lebar= 0,6cm

Deskripsi:
Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Klitelum yang terletak pada segmen ke-14. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.

4.       Annelida (Polychaeta)

Klasifikasi:

Kingdom               : Animalia
Filum                     : Annelida
Ordo                      : Polycheta
Familia                   : Nereidae
Genus                    : Nereis

Deskripsi:
Polychaeta adalah anggota yang berlimpah dari komunitas penghuni dasar mulai dari pantai sampai laut dalam. Lebih dari 13.000 individu per m2 mungkin ditemukan dalam bebrapa tempat. Lebih dari 5.300 jenis yang dikenal; kebanyakan memiliki panjang kurang dari 10cm.



PEMBAHASAN


Dalam pembagian kelompok hewan invertebrata, khusunya filum yang tergolong anggota cacing terbagi atas filum Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida. Tetapi pada praktikum kali ini akan membahas tentang filum Platyhelminthes dan Annelida.
Filum Platyhelminthes terbagi atas 9.000 spesies. Pemberian nama pada organisme ini adalah sangat tepat sesuai dengan jumlah kelompok besar hewan ini pada umumnya hampir menyerupai pita. Hewan ini berbentuk simetri bilateral dengan siis kiri dan kanan, permukaan dorsal dan ventral, dan juga posterior dan anterior. Filum ini terbagi atas 3 kelas, yaitu kelas Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
Filum Annelida merupakan cacing dari filum bersegmen. Filum ini telah ditemukan 8.900 spesies serta terbagi atas 3 kelas. Pada filum Annelida ini bagian morfologi tubuhnya bersegmen bundar memanjang atau tertekan dosroventral. Memiliki alat gerak berupa seta pada setiap segmen. Pada anatomi tubh filum ini tertutupi oeh kutikula yang licin yang terletak di atas ephitelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran pencernaan yang lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan suumbu tubuh. Simetris cardiovasculare adalah sistem tertutup, pembuluh-pembuluh darah embujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada setiap segmen; plasma darah mengandung hemoglobin.
Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nephridia pada setiap segmen. Kebanyakan bersifat hemaprodit dan berkembang secara langsung atau bersifat gonochorostik dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan menggunkan tunas terjadi pada beberapa spesies.
Reproduksi cacing tanah (Lumbricus terresteris) termasuk hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur.
Berdasarkan hasil dari praktikum, diperoleh sampel spesimen dari filum Platyhelminthes, yaitu Dugesia dan Pseudobiceros. Sedangkan pada filum Annelida, yaitu Lubricus terreestris dan Polychaeta. Pada genus cacing tanah jenis Lubricus terreestris, citellum terdapat pada segmen ke 14, saluran vas deferen terletak setelah segmen  citellum di bagian dorsal, seta terletak pada bagian posterior, begitupun juga anus, sedangkan mulutnya terletak pada anterior. Pada genus Polychaeta terdapat bagian apitokes, epitokes, dan parapodial.
 Cacing tanah (Lumbricus terrestris) memiliki ciri yang khusus dari hewan invertebrata lainnya yaitu tubuhnya bersegmen, bulat memanjang dan tubuhnya memiliki rongga. Karena tubuhnya bersegmen inilah yang membuat spesies ini masuk ke dalam filum annelida. Clitellumnya terdapat pada segmen ke-14. Clitellum ini berperan sebagai organ reproduksi yang akan berlekatan dengan clitellum pada spesies cacing tanah yang lain saat terjadi fertilisasi. Dengan panjang tubuhnya ± 18 cm dan lebarnya ± 0,6 cm.
Pada permukaan tubuh cacing terdapat beberapa lubang-lubang muara keluar berbagai alat atau organ dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah mulut berbentuk bulan sabit, terletak dimedio ventral segmen pertama, anus terletak pada segmen terakhir. Cacing tanah ini kami temukan pada tanah yang lembab, dominan hidup di daerah dengan intensitas cahaya yang rendah. Karena cacing ini sangat sensitif terhadap cahaya, oleh karena itu dia tergolong hewan yang aktif di malam hari (Nocturnal).
Sedangkan Polychaeta habitatnya di lautan, tubuhnya terdiri dari banyak rambut. Pada pengamatan Nereis sp yang termasuk dalam kelas Polychaeta tampak morfologinya terdiri dari kepala, mulut, ruas, rambut dan anus . Pada tubuh Nereis sp ini ditemukan banyak bulu yang menyebar pada parapodia yang melekat pada sisi masing-masing ruas tertentu. Parapodia selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat pernapasan bantuan. Sedangkan tentakelnya berfungsi untuk mendeteksi makanan dan perubahan lingkungan. Pada tiap sisi lateral ruas tubuh polychaeta, kecuali kepala dan bagian ujung posterior, biasanya terdapat sepasang parapodia dengan sejumlah besar setae, parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih dan biramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium, masing-masing ditunjang oleh sebuah batang kitin yang disebut acicula, gerak polychaeta disebabkan oleh perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh. Pada bagian anterior cacing laut terdapat jaws yang berfungsi untuk mengoyak makanan dan menakuti mangsa, terdapat juga tentakel prostomial yang berfungsi untuk mendeteksi makanan dan perubahan lingkungan.
Planaria sp, adalah invertebrata berupa cacing pipih cokelat gelap yang menarik untuk diamati baik morfologi maupunj perilakunya. Planaria sp. Menunujukkan berbagai perilaku sebagari respon terhadap berbagai macam rabgsang meliputi cahaya, sentuhan, aroma, dan rasa. Selain itu daya regenerasi Planaria sp.sangatunik, dimana Planaria mampu memperbaiki bagian tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat.
Planaria merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang berbeda-beda, beragam dari perairan yng berarus lambat sampai pada perairan danau dan tertutupi oleh bebatuan dan dedaunan.Planaria merupakan organisme yang ideal untuk dipelajari karena kemampuannya untuk belajar yang cukup tinggi. Meskipun ia hanya memilki system syaraf yang sederhan, yakni hanya berupa ganglion-ganglion dan otak ‘primitive’yang terkonsentrasi pada daerah ujung anterior (Kepala) (Levin,2005). Planaria merupakan pemakan makanan yang beraneka ragam (versatile feeder), ia juga mampu  mencari-cari dan memakan bangkai hewan lain yang telah mati. Planaria memilki  tubuh pipih (dorsoventral), bilateral simetri dan tidak bersegmen, tubuh bagian dorsal memilki auricle (aurikula/ bentuk telinga) dan eyespot ( bintik mata, sedangkan tubuh bagian ventral terdapat mulut, pharynk, dan lubang kelamin. Tubuh memilki peredaran darah, anus, dan coelom. Sedangkan system sarafnya masih sangat sedrehana.
Mata planaria disebut dengan eye spot  berupa bintik mata yang sensitif terhadap cahaya matahari sehingga planaria lebih banyak menghabiskan banyak waktu di bawah bebatuan atau daun-daun. Pada kepala terdapat bagian yang mirip   dengan bentuk telinga (auricle) dipenuhi oleh banyak reseptor kimia. Menggerakkan kepala yang kesatu sisi ke sisi lain sehingga menyebabkan planaria mengetahui atau meraskan adanya sinyal kimia (bau) yang berdifusi dari sumber makanan.
Planaria memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual adalah musiman, dan mereka merupakan hermafrodit, yakni memilki keduanya, organ kelamin jantan dan betina. Telur dari seekor planaria hanya bisa difertilisasi oleh sperma dari yang lainnya. Setelah fertilisasi, di habitat alaminya, telur-telur dan yolk dibungkus oleh lapisan lengket yang bisa melekat dibawah batu.Setelah musim kawin, organ kelamin didegenerasi dan kemudian meregenerasi kembali saat musim kawin tiba kembali. Untuk bereproduksi secara seksual, planaria menjalani proses yang dinamakan pembelahan melintang (transverse fission).
Planaria merupakan salah satu anggota dari phylum platyhelminthes dari kelas turbelaria. Spesies yang paling umum dijumpai dari planaria adalah Dugesia dorotocephala, Cura foremani dan Phagocata velata, Dugesia tigrina dan Phagochata vernalis dan Procotyla fluvialtilis.
Bentuk tubuh planaria ini adalah pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk seperti segitiga , sedangkan bagian ekornya berbentuk meruncing . Panjang tubuh planaria sekitar 5-25mm tetapi bagi planaria yang hidup di darat mencapai 60cm.Bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada tubuh sebelah ventral.
Cacing ini bergerak dengan cara mengangkat bagian posterior tubuhnya. Tepat dibawah bagian kepala, yaitu bagian samping kanan dan kiri terdapat tonjolan yang menyerupai telinga. Sistem pencernaannyaterdiri atas mulut, proboscis,faring dan usus yang bercabang.Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulutnya karena Planaria sp. Tidak mempunyai anus. Planaria melakukan dua macam gerakan yaitu gerakan merayap dan gerakan meluncur.

SIMPULAN
Pada praktikum pertama kita mengamati morfologi dan anatomi struktur tubuh dari planaria. Bentuk tubuhnya adalah pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk meruncing. Panjang tubuh planaria sekitar 5-25mm tetapi bagi planaria yang hidup di darat mencapai 60cm. Bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada tubuhnya sebbelah ventral. Sistem penceraannya terdiri dari mulut, probocis, faring dan usus yang bercabang.
Kemudian praktikum kedua yaitu pseudobobicaros.  Pseudobicaros memiliki tubuuh melebar dengan warna tubuh kekuningan dan bintik cokelat. Simetris tubuuhnya yaitu bilateral dengan ukuran panjang tubhnya -+ 4,3 cm; lebar -+ 3 cm.
Pada praktikum ketiga yaitu mengamati cacing tanah. Cacing tanah (LumbricusTerestis), panjang tubuhnya 18 cm, diameternya 0,6 cm. Didalamnya juga terdapat prostomium, selom, esofagus, gonad, saluran pencernaan dan pigidium.Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filumAnnelida.
Pada praktikum keempat, yaitu polychaeta dengan genus Nereis. Pada tubuh Nereis sp ini ditemukan banyak bulu yang menyebar pada parapodia yang melekat pada sisi masing-masing ruas tertentu. Parapodia selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat pernapasan bantuan. Sedangkan tentakelnya berfungsi untuk mendeteksi makanan dan perubahan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Nail, Campbell, 2012. Biologi  edisi 8 jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-45
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
L. Knezovic et al. 2015. A key to the freshwater triclads (Platyhelminthes, Triclaida) of Herzegovina watercourses. PERIODICUM BIOLOGORIUM VOL. 117, No 3, 425-433. DO: 10.18054/pb.2015.117.3.2951.
Schistosoma. 2001. Http://febrianfn.wordpress.com
Tim Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Unversitas Tadalako, Palu.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar