Mengamati Platyhelminthes dan Annelida
Umi Nur Khabibah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM:
T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mengamati
Platyhelmithes dan Annelida” bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen Platyhelminthes
dan Annelida berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesiemen Platyhelminthes
dan Annelida; membuat dendogram spesimen Platyhelminthes dan Annelida.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2018, pukul 10.30-12.30
WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat seksi, papan
seksi, kaca pembesar, penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, lebar
pengamtan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen
Platyhelminthes dan Annelida. Adapun hasil yang didapat adalah gambar morfologi
dari Platyhelminthes dan Annelida. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini
yaitu pada Platyhelminthes genus Planaria berbentuk pipih dengan simetri
tubuh bilateral dan Annelida genus Lubricus terreestris dan Polychaeta bentuk tubuhnya
pipih dengan simetri tubuh bilateral.
Kata kunci: Platyhelminthes;
Annelida; Planaria; Lubricus terreestris; Polychaeta
.
PENDAHULUAN
Filum
Platyhelminthes dalam bahasa Yunani, platy (pipih), helminthes (cacing pipih)
adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks dibanding porifera.
Platyhelminthes memiliki 3 lapisan sel (triploblastik), yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun hidup sebagai
parasit. Pada Platyhelminthes yang hidup secara bebas memakan hewan-hewan
dan tumbuhan kecil atau zat organik laiinnya se0perti sisa organisme.
Filum
Annelida (bahasa latin untuk “bercincin” terbagi atas cacing yang tubuhnya
terbagi-bagi menjadi segmen-segmen (metamer). Segmentasi tersebut bersifat
eksternal, tetapi juga internal dalam wujud membran (septum) yang membagi-bagi
anterior cacing. Annelida membagi-bagi anterior cacing. Annelida memiliki
segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen yang
lain disebut sapta.
Dalam
ayat Al-Qur’an sudah dijelaskan Q.S An Nur ayat 45:
Artinya: Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Platyhelminthes
adalah sekelompok organisme yang tubuhnya pipih, bersifat
triploblastik, tiak berselom. Pada umumnya spesies dari Platyhelminthes adalah parasit paa
hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi
jaringan dibawahnya dari airan hospes.
Sitem eksresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar tidak
memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh pencernaan
itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap-tiap hewan
dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembuluh vasa deferensia,
kantung vasculum seminalis, saluran ejakulasi yang berakhir pada alat kopulasi
dan penis.
Tubuhnya
tertutup epidermis dan di bagian ventral mengandung silia yang berfungsi untuk
merayap. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar dan batang-batang
kecil yang disebut rhabdoid. Sel kelenjar yang menghasilkan lender untuk
melekat, membungkus mangsa, dan sebagai jejak llender pada waktu merayap. Sel
kelenjar acap kali juga terdapat di dalam parenkim, dan mempunyai saluran kecil
menembus epidermis. Di bawah epidermis terdapat serabut-serabut otot melingkar,
longitudinal, diagonal, dan dorso ventral.
Sedangkan
pada Annelida mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segmentasi nampa
jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Pada segmen cacing tanah (Lubricus
terreestris), kecuali yang pertama dan terakhir, terdapat 4 pasang buku
sikat atau seta yang pendek. Cacing tanah bernapas melalui kutikula yang
menutupi seluruh tubuhnya. Sistem saraf berupa rantai ganglion ventral, tiap
segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke empat. Cacing tanah bersifat
hemafrodit, tetapi terjadi fertilisasi oleh dirnya sendiri.
Tubuh
Annelida bersegmen bundar memanjang atau tertekan dorsoventrsl. Memiliki alat
gerak yang berupa seta pada setiap segmen. Polychaeta dengan tentakel
pada kepalanya dan seta pada bagian-bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau
lobi lateral yang disebut parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin
yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai
rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran pencernaan lengkap,
tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu
tubuh.
Sistem
pencernaan pada Platyhelminthes belum sempurna, cacing ini memiliki mulut
tapi tidak memiliki anus, hewan ini memiliki rongga gastrovaskuler yang
merupakan saluran pencernaan yang bercabang-cabang yang berperan sebagai usus.
Sistem saraf memiliki dua ganglion pada ujung ventral tubuuh. Pada ujung
ventral tubuh keluar satu pasang saraf longitudinal menuju ke bagian tubuh
posterior. Sedangkan pada Annelida
permukaan tubuh cacing terdapat beberapa lubang-lubang muara keluar berbagai
alat atau organ dalam tuubuh. Lubang-lubang tersebut ialah mulut berbentuk
bulan sabit, terletak pada segmen terakhir, lubang muara keluar oviduk,
terletak pada segmen ke-14, lubang bermuara keluar reseptaculum seminalis
berupa 2 pasang pori terletak di antara segmen ke-9 dan segmen ke-10, dan di
antara segmen ke-10 dan segmen ke-11 reseptaculum seminalis ialah tempat
penyimpan sperma;pori ini tidak mudah terlihat; pori dorsalis merupakan lubang
muara keluar coelom; pori ini terletak di medio-dorsal pada tepi anterior pada
tiap segmen; segmen ke-8 atau segmen ke-9, sampai ujung posterior tubuh; sepasang
nephridiopor, merupakan lubang muara keluar dan saluran ekskresi dan terletak
pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan 3 segmen pertama. Alat ekskresi
adalah nephridia, terutama metanephridia, yang terdapat sepasang tiap ruas.
Peredaran darah tertutup melingkari pharynix, sepasang benang saraf ventral
sepanjang tubuh yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada
setiap ruas, di samping itu, terdapat indera yang berfungsi sebagai alat
peraba, perasa dan penerima cahaya.
Contoh
hewan dari filum Platyhelminthes contohnya adalah Planaria, sedangkan
pada filum Annelida contoh hewan adalah cacing tanah (Lubricus terreestris) dan
Polychaeta yang berguna bagi penyubur tanah. Oleh karena itu lah
pentingnya memahami habitat, morfologi, anatomi dan sikus hidup dari filum
Platyhelminthes dan Annelida agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang tidak
diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari ekosistem alam.
METODE PENELITIAN
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB.
Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat seksi, papan seksi,
kaca pembesar, penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, lebar pengamtan dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes (Planaria)
dan Annelida (Lumbricina).
Cara kerjanya untuk pengamatan
Platyhelminthes adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan
spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan
seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh,
daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh.
Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan
bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai
tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta
membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah
menganalisis hasil pengamtan.
Sedangkan cara kerjanya untuk spesimen
Annelida adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, lalu meletakkan spesimen di
atas ppan seksi. Kemudian mengamati spesimen dengan menggunaakan kaca pembesar
dan mencatat karakter morfologi yang meliputi bentu tubuh, daeah anterior dan
posterior, warna tubuh, simestri tubuh, ukuran tubuh. Kemudian menggambar
secara skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tbuuh yang
ditunjuk, lalu menuliskan klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Spesies,
menuliskan kunci identifkasinya dan membuat dendogram berdasarkan karakter
morfologi yang telah diamati, kemudian menganalisis hasil dari pengamatan.
HASIL
1. Nama
spesimen : Platyhelminthes (Dugesia)
Lokasi :
Sungai Karang Pring
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Platyhelminthes
Kelas :
Rhabditophora
Ordo :
Tricladida
Famili :
Dugesiidae
Genus :
Dugesia
Bentuk tubuh :pipih
Daerah anterior & posterior :
Warna tubuuh : cokelat bening
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 0,4cm; lebar= 0,2cm
Deskripsi:
Planaria merupakan salah satu anggota dari
platyhelminthes dari kelas turbelaria. Spesies yang paling umum dijumpai dari
planaria adalah Dugesia dorotocephala, Cura
foremania dan Phagocata vernali dan Procotyla
fluvialtilis. Bentuk tubuh planaria ini adalah pipih dorsoventral, dengan
bagian kepala yang berbentuk meruncing. Panjang tubuh planaria sekitar
5-25mm tetapi bagi planaria yang hidup di darat mencapai 60cm. Bagian tubuh
sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada tubuhnya sebbelah ventral. Sistem
penceraannya terdiri dari mulut, probocis, faring dan usus yang bercabang.
Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulutnya karena Planaria
melaukan dua macam gerakan yaitu gerakan merayap dan gerakan meluncur.
Kunci dentifikasi:
2. Platyhelminthes
(Pseudobiceros)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Platyheminthes
Kelas :
Ordo :
Polycladida
Family :
Pseudocerotidae
Genus :
Pseudobicaros
Bentuk tubuh : melebar
Daerah anterior & posterior :
Warna tubuuh : putih kekuningan dengan bintik cokelat
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 4,3cm; lebar= 3cm
Deskripsi:
Pseudobicaros memiliki tubuuh melebar
dengan warna tubuh kekuningan dan bintik cokelat. Simetris tubuuhnya yaitu
bilateral dengan ukuran panjang tubhnya -+ 4,3 cm; lebar -+ 3 cm.
3. Annelida
(Lubricus terreestris)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Annelida
Kelas :
Clitellato
Ordo :
Haplotaxido
Family :
Lumbricidae
Genus :
Lumbricus
Bentuk tubuh : memanjang dan bersegmen
Daerah anterior & posterior : terlihat jelas
Warna tubuuh : hitam kecokelatan
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 18cm; lebar= 0,6cm
Deskripsi:
Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai
bentuk tubuh pipih. Klitelum yang terletak pada segmen ke-14.
Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya
lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi
jenis lain. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris
berwarna merah keunguan.
4. Annelida
(Polychaeta)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Ordo : Polycheta
Familia : Nereidae
Genus : Nereis
Deskripsi:
Polychaeta adalah anggota yang berlimpah dari
komunitas penghuni dasar mulai dari pantai sampai laut dalam. Lebih dari 13.000
individu per m2 mungkin ditemukan dalam bebrapa tempat. Lebih dari 5.300
jenis yang dikenal; kebanyakan memiliki panjang kurang dari 10cm.
PEMBAHASAN
Dalam pembagian kelompok hewan
invertebrata, khusunya filum yang tergolong anggota cacing terbagi atas filum
Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida. Tetapi pada praktikum kali ini akan
membahas tentang filum Platyhelminthes dan Annelida.
Filum Platyhelminthes terbagi atas 9.000
spesies. Pemberian nama pada organisme ini adalah sangat tepat sesuai dengan
jumlah kelompok besar hewan ini pada umumnya hampir menyerupai pita. Hewan ini
berbentuk simetri bilateral dengan siis kiri dan kanan, permukaan dorsal dan
ventral, dan juga posterior dan anterior. Filum ini terbagi atas 3 kelas, yaitu
kelas Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
Filum Annelida merupakan cacing dari filum
bersegmen. Filum ini telah ditemukan 8.900 spesies serta terbagi atas 3 kelas.
Pada filum Annelida ini bagian morfologi tubuhnya bersegmen bundar memanjang
atau tertekan dosroventral. Memiliki alat gerak berupa seta pada setiap segmen.
Pada anatomi tubh filum ini tertutupi oeh kutikula yang licin yang terletak di
atas ephitelium yang bersifat glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan
umumnya terbagi atas septa, saluran pencernaan yang lengkap, tubuler, memanjang
sesuai dengan suumbu tubuh. Simetris cardiovasculare adalah sistem tertutup,
pembuluh-pembuluh darah embujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada
setiap segmen; plasma darah mengandung hemoglobin.
Respirasi dengan kulit, atau dengan
branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nephridia pada setiap segmen.
Kebanyakan bersifat hemaprodit dan berkembang secara langsung atau bersifat
gonochorostik dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan
menggunkan tunas terjadi pada beberapa spesies.
Reproduksi cacing tanah (Lumbricus
terresteris) termasuk hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan
betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan tidak dapat
dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan
dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur.
Berdasarkan hasil dari praktikum, diperoleh
sampel spesimen dari filum Platyhelminthes, yaitu Dugesia dan Pseudobiceros.
Sedangkan pada filum Annelida, yaitu Lubricus terreestris dan Polychaeta.
Pada genus cacing tanah jenis Lubricus terreestris, citellum terdapat
pada segmen ke 14, saluran vas deferen terletak setelah segmen citellum di bagian dorsal, seta terletak pada
bagian posterior, begitupun juga anus, sedangkan mulutnya terletak pada
anterior. Pada genus Polychaeta terdapat bagian apitokes, epitokes, dan
parapodial.
Cacing
tanah (Lumbricus terrestris) memiliki ciri yang khusus dari hewan
invertebrata lainnya yaitu tubuhnya bersegmen, bulat memanjang dan tubuhnya
memiliki rongga. Karena tubuhnya bersegmen inilah yang membuat spesies ini
masuk ke dalam filum annelida. Clitellumnya terdapat pada segmen ke-14.
Clitellum ini berperan sebagai organ reproduksi yang akan berlekatan dengan clitellum
pada spesies cacing tanah yang lain saat terjadi fertilisasi. Dengan panjang
tubuhnya ± 18 cm dan lebarnya ± 0,6 cm.
Pada permukaan tubuh cacing terdapat
beberapa lubang-lubang muara keluar berbagai alat atau organ dalam tubuh.
Lubang-lubang tersebut ialah mulut berbentuk bulan sabit, terletak dimedio
ventral segmen pertama, anus terletak pada segmen terakhir. Cacing tanah ini
kami temukan pada tanah yang lembab, dominan hidup di daerah dengan intensitas
cahaya yang rendah. Karena cacing ini sangat sensitif terhadap cahaya, oleh
karena itu dia tergolong hewan yang aktif di malam hari (Nocturnal).
Sedangkan Polychaeta habitatnya di
lautan, tubuhnya terdiri dari banyak rambut. Pada pengamatan Nereis sp yang
termasuk dalam kelas Polychaeta tampak morfologinya terdiri dari kepala, mulut,
ruas, rambut dan anus . Pada tubuh Nereis sp ini ditemukan banyak bulu yang
menyebar pada parapodia yang melekat pada sisi masing-masing ruas tertentu.
Parapodia selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat
pernapasan bantuan. Sedangkan tentakelnya berfungsi untuk mendeteksi makanan
dan perubahan lingkungan. Pada tiap sisi lateral ruas tubuh polychaeta, kecuali
kepala dan bagian ujung posterior, biasanya terdapat sepasang parapodia dengan
sejumlah besar setae, parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih
dan biramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium, masing-masing ditunjang
oleh sebuah batang kitin yang disebut acicula, gerak polychaeta disebabkan oleh
perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh.
Pada bagian anterior cacing laut terdapat jaws yang berfungsi untuk mengoyak
makanan dan menakuti mangsa, terdapat juga tentakel prostomial yang berfungsi
untuk mendeteksi makanan dan perubahan lingkungan.
Planaria sp, adalah invertebrata berupa cacing pipih cokelat gelap
yang menarik untuk diamati baik morfologi maupunj perilakunya. Planaria sp.
Menunujukkan berbagai perilaku sebagari respon terhadap berbagai macam rabgsang
meliputi cahaya, sentuhan, aroma, dan rasa. Selain itu daya regenerasi Planaria
sp.sangatunik, dimana Planaria mampu memperbaiki bagian tubuh yang
tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif
singkat.
Planaria merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang
berbeda-beda, beragam dari perairan yng berarus lambat sampai pada perairan
danau dan tertutupi oleh bebatuan dan dedaunan.Planaria merupakan organisme
yang ideal untuk dipelajari karena kemampuannya untuk belajar yang cukup
tinggi. Meskipun ia hanya memilki system syaraf yang sederhan, yakni hanya
berupa ganglion-ganglion dan otak ‘primitive’yang terkonsentrasi pada daerah
ujung anterior (Kepala) (Levin,2005). Planaria merupakan pemakan makanan
yang beraneka ragam (versatile feeder), ia juga mampu mencari-cari dan
memakan bangkai hewan lain yang telah mati. Planaria memilki tubuh
pipih (dorsoventral), bilateral simetri dan tidak bersegmen, tubuh bagian
dorsal memilki auricle (aurikula/ bentuk telinga) dan eyespot ( bintik mata,
sedangkan tubuh bagian ventral terdapat mulut, pharynk, dan lubang kelamin.
Tubuh memilki peredaran darah, anus, dan coelom. Sedangkan system sarafnya
masih sangat sedrehana.
Mata planaria disebut dengan eye spot berupa
bintik mata yang sensitif terhadap cahaya matahari sehingga planaria lebih
banyak menghabiskan banyak waktu di bawah bebatuan atau daun-daun. Pada kepala
terdapat bagian yang mirip dengan bentuk telinga (auricle) dipenuhi
oleh banyak reseptor kimia. Menggerakkan kepala yang kesatu sisi ke sisi lain
sehingga menyebabkan planaria mengetahui atau meraskan adanya sinyal
kimia (bau) yang berdifusi dari sumber makanan.
Planaria memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual
dan aseksual. Reproduksi secara seksual adalah musiman, dan mereka merupakan
hermafrodit, yakni memilki keduanya, organ kelamin jantan dan betina. Telur
dari seekor planaria hanya bisa difertilisasi oleh sperma dari yang lainnya.
Setelah fertilisasi, di habitat alaminya, telur-telur dan yolk dibungkus oleh
lapisan lengket yang bisa melekat dibawah batu.Setelah musim kawin, organ
kelamin didegenerasi dan kemudian meregenerasi kembali saat musim kawin tiba
kembali. Untuk bereproduksi secara seksual, planaria menjalani proses yang
dinamakan pembelahan melintang (transverse fission).
Planaria merupakan salah satu anggota dari phylum
platyhelminthes dari kelas turbelaria. Spesies yang paling umum dijumpai dari
planaria adalah Dugesia dorotocephala, Cura foremani dan Phagocata
velata, Dugesia tigrina dan Phagochata vernalis dan Procotyla
fluvialtilis.
Bentuk tubuh planaria ini adalah pipih dorsoventral,
dengan bagian kepala yang berbentuk seperti segitiga , sedangkan bagian ekornya
berbentuk meruncing . Panjang tubuh planaria sekitar 5-25mm tetapi bagi
planaria yang hidup di darat mencapai 60cm.Bagian tubuh sebelah dorsal warnanya
lebih gelap dari pada tubuh sebelah ventral.
Cacing ini bergerak dengan cara mengangkat bagian
posterior tubuhnya. Tepat dibawah bagian kepala, yaitu bagian samping kanan dan
kiri terdapat tonjolan yang menyerupai telinga. Sistem pencernaannyaterdiri
atas mulut, proboscis,faring dan usus yang bercabang.Makanan yang tidak dicerna
akan dikeluarkan kembali melalui mulutnya karena Planaria sp. Tidak
mempunyai anus. Planaria melakukan dua macam gerakan yaitu gerakan
merayap dan gerakan meluncur.
SIMPULAN
Pada praktikum pertama kita mengamati morfologi dan
anatomi struktur tubuh dari planaria.
Bentuk tubuhnya adalah pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk
meruncing. Panjang tubuh planaria sekitar 5-25mm tetapi bagi planaria
yang hidup di darat mencapai 60cm. Bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih
gelap dari pada tubuhnya sebbelah ventral. Sistem penceraannya terdiri dari
mulut, probocis, faring dan usus yang bercabang.
Kemudian praktikum kedua yaitu pseudobobicaros. Pseudobicaros memiliki tubuuh melebar
dengan warna tubuh kekuningan dan bintik cokelat. Simetris tubuuhnya yaitu
bilateral dengan ukuran panjang tubhnya -+ 4,3 cm; lebar -+ 3 cm.
Pada praktikum
ketiga yaitu mengamati cacing tanah. Cacing tanah (LumbricusTerestis), panjang tubuhnya 18 cm, diameternya 0,6 cm. Didalamnya juga terdapat
prostomium, selom, esofagus, gonad, saluran pencernaan dan pigidium.Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk
kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya
dalam filumAnnelida.
Pada praktikum keempat, yaitu polychaeta
dengan genus Nereis. Pada tubuh Nereis sp ini ditemukan banyak
bulu yang menyebar pada parapodia yang melekat pada sisi masing-masing ruas
tertentu. Parapodia selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai
alat pernapasan bantuan. Sedangkan tentakelnya berfungsi untuk mendeteksi
makanan dan perubahan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Nail, Campbell, 2012. Biologi edisi 8 jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-45
https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-45
Jasin M. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
L.
Knezovic et al. 2015. A key to the freshwater triclads (Platyhelminthes,
Triclaida) of Herzegovina watercourses. PERIODICUM BIOLOGORIUM VOL. 117, No 3,
425-433. DO: 10.18054/pb.2015.117.3.2951.
Schistosoma. 2001. Http://febrianfn.wordpress.com
Tim
Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Unversitas
Tadalako, Palu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar