Minggu, 08 April 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN (Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida)


Mengamati Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida

Umi Nur Khabibah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mengamati Platyhelmithes, Nematoda dan Annelida” bertujuan untuk mengidentifikasi  karakter morfologi spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesiemen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida; membuat dendogram spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan seksi, kaca pembesar, penggaris,  buku identifikasi, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Adapun hasil yang didapat adalah gambar morfologi dari Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu pada Platyhelminthes spesies Fasciola hepatica berbentuk pipih dengan simetri tubuh bilateral, sedangkan pada Nematoda spesies Ascaris lumbricordes berbentuk bulat, silindris, runcing di kedua ujung tubuhnya juga tidak bersegmen serta pada Annelida spesies Hirudo medicinalis bentuk tubuhnya gilig tidak memiliki setae dan parapodial memiliki alat hisap anterior dan posterior  dengan simetri tubuh bilateral.

Kata kunci: Fasciola hepatica; Ascaris lumbricordes; Hirudo medicinalis

.



PENDAHULUAN
Filum Platyhelminthes dalam bahasa Yunani, platy (pipih), helminthes (cacing pipih) adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks dibanding porifera. Platyhelminthes lebih tinggi setingkat. Filum Platyhelminthes merupakan filum yang paling primitif i antara semua fila alam grae Bilateria. Merupakan kelompok hewan pertama yang memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ketiga yaitu mesodermis. Adanya mesodermis pada embrio inilah yang memungkinkan terbentuknya sebagian besar sistem organ pada kelompok hewan ini.
Filum Nematoda berasal dari kata Yunani yang berarti benang. Berbentuk memanjangseperti tabung, kadang-kadang membengkok, melengkung, seperti kumparan. Nematoda tubuhnya tidak beruas-ruas, ukuran tubuhnya mikroskopis, tetapi ada yang makroskopis. Tubuh bagian luar ditutupi selapis kutikula. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup pada inangnya dari pada cacing yang hidup bebas.
Filum Annelida (bahasa latin untuk “bercincin” terbagi atas cacing yang tubuhnya terbagi-bagi menjai segmen-segmen (metamer). Segmentasi itu jelas bersifat eksternal, tetapi juga bersifat internal dalam wujud membran (septum) yang membagi-bagi anterior cacing. Annelida memiliki segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lain terdapat sekat yang disebut septa.
Hewan dari filum Platyhelminthes Fasciola hepatica, filum Nematoda Ascaris lumbricares, Annelida adalah Hirudo medinicinalis. Dari contoh-contoh yang saya ambil memiliki peran menguntungkan dan juga merugikan untuk makhluk hiup. Oleh karena itu pentingnya memahami karakter morfologi, klasifikasi makhluk hidup dari filum Platyhelminthes, Nematoda an Annelida agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari ekosistem alam.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam Q.S An Nur ayat 45:








Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Tujuan dari pratium ini adalah untuk mengidentifikasi  karakter morfologi spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesiemen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida; membuat dendogram spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Oleh karena itu lah pentingnya memahami habitat, morfologi, anatomi dan siklus hidup dari filum Platyhelminthes dan Annelida agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari ekosistem alam.

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat papan seksi, kaca pembesar, penggaris, buku identifikasi, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes (Fasciola hepatica), Nematoda (Ascaris lumbricordes) dan Annelida (Hirudo medicinalis).
Cara kerjanya untuk pengamatan Platyhelminthes adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh, daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan.
Untuk cara kerja pengamatan Nematoda, yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh, daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan.
 Sedangkan cara kerjanya untuk spesimen Annelida adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, lalu meletakkan spesimen di atas papan seksi. Kemudian mengamati spesimen dengan menggunaakan kaca pembesar dan mencatat karakter morfologi yang meliputi bentuk tubuh, daeah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh, ukuran tubuh. Kemudian menggambar secara skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, lalu menuliskan klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Spesies, menuliskan kunci identifkasinya dan membuat dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telah diamati, kemudian menganalisis hasil dari pengamatan.


HASIL
1.       Nama spesimen    : Platyhelminthes (Fasciola hepatica)
Lokasi                   : Pada hati sapi, Pasar Tanjung Jember




Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Platyhelminthes
Kelas                      : Trematoda
Ordo                      : Echinostomida
Famili                    : Fasciolidae
Genus                    : Fasciola
Spesies                   : Fasciola hepatica

Bentuk tubuh         :pipih
Warna tubuuh       : cream
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 2,5cm; lebar= 0,5cm; berat=0,1gr

Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Fasciola hepatica adalah pipih dengan warna tubuh cream  serta simetri tubuhnya yaitu bilateral dan panjang tubuhnya yaitu 2,5cm; lebarnya adalah 0,5cm dengan berat 0,1 gram.



2.       Nama spesimen    : Nematoda (Ascaris lumbricordes)
Lokasi                   : Pada usus babi, Pasar Tanjung Jember
 




















Cacing Betina                                                                                                   Cacing Jantan

Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Nematoda
Kelas                      : Secernentea
Ordo                      : Ascaridida
Family                   : Ascarididae
Genus                    : Ascaris
Spesies                   : Ascaris lumbricordes

Bentuk tubuh          : bulat, silindris, runcing di kedua ujungnya dan tidak bersegmen
Daerah anterior & posterior          : mulut & anus
Warna tubuuh       : putih tulang
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 31,8cm; lebar= 0,6cm; berat= 5,7gr

Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Ascaris lumbricordes adalah bulat, silindris, runcing di kedua ujungnya dan tidak bersegmen. Bagian anteriornya terdapat mulut, dan bagian posteriornya terdapat anus.  Warna tubuhnya yaitu putih tulang  serta simetri tubuhnya yaitu bilateral dan panjang tubuhnya yaitu 31,8cm; lebarnya adalah 0,6cm dengan berat 5,7 gram.


3.       Nama spesimen    : Annelida (Hirudo medicinalis)
Lokasi                   : Beli di dosen IAIN Jember (Pak Bani)


Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Annelida
Kelas                      : Clitellato
Ordo                      : Arnynchobdellae
Family                   : Hirudinae
Genus                    : Hiruda
Spesies                   : Hiruda medicinalis


Bentuk tubuh         : gilig, tidak memiliki setae & parapodial memiliki alat hisap anterior & posterior
Daerah anterior & posterior          : mulut & anus
Warna tubuh         : bagian dorsal coklat muda; bagian ventral coklat tua
Simetri tubuh         : bilateral
Ukuran tubuh        : panjang= 7,5cm; lebar= 1,8cm; berat= 8,1gr

Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Hiruda meicinalis adalah gilig, tidak memiliki setae & parapodial memiliki alat hisap anterior & posterior. Bagian anteriornya terdapat mulut, dan bagian posteriornya terdapat anus.  Warna tubuhnya yaitu bagian dorsal coklat muda; bagian ventral coklat tua  serta simetri tubuhnya yaitu bilateral dan panjang tubuhnya yaitu 7,5cm; lebarnya adalah 1,8cm dengan berat 8,1 gram.




PEMBAHASAN


Pada pengamatan pertama, yaitu pada Fasciola hepatica jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada Fasciola hepatica jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada Fasciola hepatica betina, sepertiga depan terdapat bagian yg disebut cincin atau gelang kopulasi. Bentuknya pipih (seperti daun), susunan tubuh triploblastik yang terdiri dari lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Sistem pencernaan makanan sederhana. Sistem ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan ke luar.
Fasciola hepatica ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.  Fasciola hepatica dewasa hidup pada usus manusia. Parasit ini juga memiliki khas bercabang organ reproduksi.  Hati Fasciola hepatica juga memiliki pengisap oral yang digunakan untuk secara efektif jangkar parasit dalam memotong empedu.
Fasciola hepatica  parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Fasciola hepatica yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Cacing hati (Fasciola hepatica) tidak memiliki alat pernafasan khusus maka ia menggunakan permukaan tubuh / kulit-nya sebagai tempat pertukaran O2 atau  CO2. ystem sirkulasi cacing hati (Fasciola hepatika), dengan darah yang terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. Cacing hati (Fasciola hepatica) memiliki alat ekskresi khusus yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Alat ekskresi ini dinamakan nefridiumAlat ini disebut nefrostom.Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari satu segmen kesegmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui sebuah lubang yang disebutnefridiopori. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridum ini, zat berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa nitrogendan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melaluinefridiopori.
Alat reproduksi pada Fasciola Hepatica jantan memiliki sepasang testis dan penis. Cacing hati memiliki alat pencernaan tetapi tidak lengkap. Susunan system pencernaan makanan hanya terdiri dari mulut, faring, esophagus dan intestine. Lubang mulut tertutup oleh alat pengisap oral (sucker). Lubang mulut berlanjut dengan rongga mulut yang berbentuk corong. Rongga mulut berlanjut pada faring yang berdinding tebal dengan lumen sempit. Dinding faring tersusun oleh otot melingkar. Faring berfungsi untuk mengisap makanan. Faring mempunyai kelenjar faringeal. Esophagus menghubungkan faring dengan intestine. Intestine bercabang dua ke kiri dan ke kanan yang membentang kea rah posterior, dan sejajar. Masing-masing cabang bercabang lagi ke arah lateralmembentuk kantung-kantung seka atau divertikula yang buntu. Cabang-cabang ini mebagi makanan ke seluruh tubuh.
Pada praktikum kedua kita mengamati Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang parasit pada usus manusia. Proses makan pada Ascaris biasanya sangat cepat, dan material tertahan pada usus selama beberapa menit. Tidak mungkin pencernaan terjadi pada sistem pencernaan sendiri, dan terlihat jelas bahwa sejumlah besar makanan yang tidak tercerna tidak terserap. Makanan tersimpan dalam dinding usus.
Organ reproduksi pada jantan adalah gulungan single testis menyerupai benang, dari mana vas deferens memanjang ke saluran yang lebih lebar, seminal vesicle; ini diteruskan dengan pembuluh pendek muscular ejaculatory yang berlubang ke dalam cloaca, sedangkan pada betina terdapat sistem reproduksi berbentuk Y. Masing-masing cabang Y terdiri dari satu gulung ovari menyerupai benang yang bersambungan dengan saluran yang lebih besar, uterus. Uteri dari dua unit cabang ke saluran pendek muscular, vagina, yang berlubang ke bagian luar melalui genital aperture atau vulva. Fertilisasi terjadi pada uterus.
Peranannya:
Ascaris pathogenic pada manusia. Ketika sejumlah besar larva melewati peradangan paru-paru dimulai dan penyamarataan pneumonia dihasilkan. Cacing dewasa mungkin terdapat pada usus sejumlah besar sebagai gangguan pada usus dan gejala gugup dapat terlihat sebagai hasil dari sekresi zat beracun oleh cacing. Untungnya beberapa obat tersedia untuk dengan mudah menghilangkan cacing, yang terbaik dari hal ini adalah piperazine citrate dan hexyl resorcinol.
Ascaris pada dasarnya adalah penyakit pada anak-anak di Amerika Serikat, tetapi persentase yang tinggi dari orang-orang dewasa di beberapa negara lain dapat terinfeksi. Pelajaran di negara ini telah terlihat bahwa gangguan terutama sekali pada keluarga dimana anak-anak dibiarkan mengotori dengan tanah dekat rumah merera. Di bawah kondisi ini tanah banyak mengandung telur embrio yang menemukan jalan menuju ke mulut anak-anakmelalui tangan yang kotor. Infkesi dapat dicegah dengan mudah dengan menjalankan hidup sehat.
Pada praktikum ketiga kita mengamati lintah (Hirudo  Medicinalis), terdapat sucker dan saluran pencernaan. Lintah adalah Annelida terdiri dari subclass Hirudinea, ada lintah air tawar, darat, dan laut mereka berbagi kehadiran clitellum . Seperti cacing tanah , lintah adalah hermafrodit. Beberapa, tetapi tidak semua, lintah yang hematophagous . Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya.Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Lintah diduga telah berevolusi dari tertentu Oligochaeta , sebagian besar yang memakan detritus. Namun, beberapa spesies dalam Lumbriculidae adalah predator dan memiliki adaptasi yang sama seperti yang ditemukan di lintah. Akibatnya, sistematika dan taksonomi dari lintah sangat membutuhkan peninjauan.

SIMPULAN
Pada pengamatan pertama yaitu pada Fasciola hepatica. Pada Fasciola hepatica jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada Fasciola hepatica betina, sepertiga depan terdapat bagian yg disebut cincin atau gelang kopulasi. Pada praktikum kedua kita mengamati Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang parasit pada usus manusia. Ascaris pathogenic pada manusia. Ketika sejumlah besar larva melewati peradangan paru-paru dimulai dan penyamarataan pneumonia dihasilkan. Pada praktikum keempat kita mengamati lintah (Hirudo  Medicinalis), terdapat sucker dan saluran pencernaan. Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora.

DAFTAR PUSTAKA
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Nugroho. 2012. Nemathelminthes. http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/08/Nemathelminthes-12.pdf diakses pada 08 April 2018
Schistosoma. 2001. Http://febrianfn.wordpress.com
Sukarno ,Amin Moh.1995.Biologi.Jakarta:Balai Pustaka






Tidak ada komentar:

Posting Komentar