Mengamati Platyhelminthes, Nematoda dan
Annelida
Umi Nur Khabibah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM:
T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mengamati
Platyhelmithes, Nematoda dan Annelida” bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen Platyhelminthes,
Nematoda dan Annelida berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan
spesiemen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida; membuat dendogram spesimen
Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Senin, 26 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang
digunakan yaitu papan seksi, kaca pembesar, penggaris, buku identifikasi, lembar pengamatan dan alat
tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes, Nematoda
dan Annelida. Adapun hasil yang didapat adalah gambar morfologi dari
Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Kesimpulan yang didapat pada praktikum
ini yaitu pada Platyhelminthes spesies Fasciola hepatica berbentuk pipih
dengan simetri tubuh bilateral, sedangkan pada Nematoda spesies Ascaris
lumbricordes berbentuk bulat, silindris, runcing di kedua ujung tubuhnya
juga tidak bersegmen serta pada Annelida spesies Hirudo medicinalis bentuk
tubuhnya gilig tidak memiliki setae dan parapodial memiliki alat hisap anterior
dan posterior dengan simetri tubuh
bilateral.
Kata kunci: Fasciola
hepatica; Ascaris lumbricordes; Hirudo medicinalis
.
PENDAHULUAN
Filum
Platyhelminthes dalam bahasa Yunani, platy (pipih), helminthes (cacing pipih)
adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya lebih kompleks dibanding porifera.
Platyhelminthes lebih tinggi setingkat. Filum Platyhelminthes merupakan filum
yang paling primitif i antara semua fila alam grae Bilateria. Merupakan
kelompok hewan pertama yang memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ketiga yaitu mesodermis.
Adanya mesodermis pada embrio inilah yang memungkinkan terbentuknya sebagian
besar sistem organ pada kelompok hewan
ini.
Filum
Nematoda berasal dari
kata Yunani yang berarti benang. Berbentuk memanjangseperti tabung,
kadang-kadang membengkok, melengkung, seperti kumparan. Nematoda tubuhnya tidak
beruas-ruas, ukuran tubuhnya mikroskopis, tetapi ada yang makroskopis. Tubuh
bagian luar ditutupi selapis kutikula. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup
pada inangnya dari pada cacing yang hidup
bebas.
Filum
Annelida (bahasa latin untuk “bercincin” terbagi atas cacing
yang tubuhnya terbagi-bagi menjai segmen-segmen (metamer). Segmentasi itu jelas
bersifat eksternal, tetapi juga bersifat internal dalam
wujud membran (septum) yang membagi-bagi anterior cacing.
Annelida memiliki segmen dibagian
luar dan dalam tubuhnya.
Antara satu segmen dengan segmen lain terdapat sekat yang disebut
septa.
Hewan
dari filum Platyhelminthes Fasciola hepatica,
filum Nematoda Ascaris lumbricares, Annelida adalah Hirudo medinicinalis. Dari contoh-contoh yang saya ambil memiliki peran
menguntungkan dan juga merugikan untuk makhluk hiup. Oleh karena itu
pentingnya memahami karakter morfologi, klasifikasi makhluk hidup dari filum
Platyhelminthes, Nematoda an Annelida agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang
tidak diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari ekosistem alam.
Dalam Al-Qur’an sudah
dijelaskan dalam Q.S An Nur
ayat 45:
Artinya: Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Tujuan
dari pratium ini adalah untuk mengidentifikasi
karakter morfologi spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida
berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesiemen Platyhelminthes,
Nematoda dan Annelida; membuat dendogram spesimen Platyhelminthes, Nematoda dan
Annelida. Oleh karena itu lah pentingnya memahami habitat, morfologi, anatomi
dan siklus hidup dari filum Platyhelminthes dan Annelida agar kita dapat
menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menjaga keseimbangan dari
ekosistem alam.
METODE PENELITIAN
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2018, pukul 10.30-12.30 WIB.
Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu alat papan seksi, kaca
pembesar, penggaris, buku identifikasi, lembar pengamatan dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Platyhelminthes (Fasciola
hepatica), Nematoda (Ascaris lumbricordes) dan Annelida (Hirudo
medicinalis).
Cara kerjanya untuk pengamatan
Platyhelminthes adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan
spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan
seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh,
daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh.
Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan
bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai
tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta
membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah
menganalisis hasil pengamatan.
Untuk cara kerja pengamatan Nematoda, yaitu
pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan
seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat
karakter morfologinya yang meliputi bentuk tubuh, daerah anterior dan
posterior, warna tubuh, simetri tubuh dan ukuran tubuh. Lalu menggambarnya
secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang
ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies,
dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan
karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan.
Sedangkan
cara kerjanya untuk spesimen Annelida adalah pertama menyiapkan alat dan bahan,
lalu meletakkan spesimen di atas papan seksi. Kemudian mengamati spesimen
dengan menggunaakan kaca pembesar dan mencatat karakter morfologi yang meliputi
bentuk tubuh, daeah anterior dan posterior, warna tubuh, simetri tubuh, ukuran
tubuh. Kemudian menggambar secara skematis spesimen dan memberi keterangan
bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, lalu menuliskan klasifikasinya mulai tingkat
Kingdom sampai Spesies, menuliskan kunci identifkasinya dan membuat dendogram
berdasarkan karakter morfologi yang telah diamati, kemudian menganalisis hasil
dari pengamatan.
HASIL
1. Nama
spesimen : Platyhelminthes (Fasciola
hepatica)
Lokasi :
Pada hati sapi, Pasar Tanjung Jember
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Platyhelminthes
Kelas :
Trematoda
Ordo :
Echinostomida
Famili :
Fasciolidae
Genus :
Fasciola
Spesies : Fasciola hepatica
Bentuk tubuh :pipih
Warna tubuuh : cream
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 2,5cm; lebar= 0,5cm; berat=0,1gr
Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Fasciola
hepatica adalah pipih dengan warna
tubuh cream serta simetri tubuhnya yaitu
bilateral dan panjang
tubuhnya yaitu 2,5cm; lebarnya adalah 0,5cm dengan berat 0,1 gram.
2. Nama
spesimen : Nematoda (Ascaris
lumbricordes)
Lokasi :
Pada usus babi, Pasar Tanjung Jember
Cacing Betina Cacing
Jantan
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Nematoda
Kelas :
Secernentea
Ordo :
Ascaridida
Family :
Ascarididae
Genus :
Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricordes
Bentuk tubuh : bulat, silindris, runcing di kedua
ujungnya dan tidak bersegmen
Daerah anterior & posterior : mulut & anus
Warna tubuuh : putih tulang
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 31,8cm; lebar= 0,6cm; berat= 5,7gr
Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Ascaris
lumbricordes adalah bulat, silindris, runcing di kedua ujungnya dan tidak
bersegmen. Bagian anteriornya terdapat mulut, dan bagian posteriornya terdapat anus. Warna tubuhnya yaitu putih tulang serta simetri tubuhnya yaitu bilateral dan panjang
tubuhnya yaitu 31,8cm; lebarnya adalah 0,6cm dengan berat 5,7 gram.
3. Nama
spesimen : Annelida (Hirudo
medicinalis)
Lokasi :
Beli di dosen IAIN Jember (Pak Bani)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Annelida
Kelas :
Clitellato
Ordo :
Arnynchobdellae
Family :
Hirudinae
Genus :
Hiruda
Spesies : Hiruda medicinalis
Bentuk tubuh : gilig, tidak memiliki setae & parapodial memiliki alat
hisap anterior & posterior
Daerah anterior & posterior : mulut & anus
Warna tubuh :
bagian dorsal coklat muda; bagian ventral coklat tua
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : panjang= 7,5cm; lebar= 1,8cm; berat= 8,1gr
Deskripsi:
Bentuk tubuh dari Hiruda
meicinalis adalah gilig, tidak
memiliki setae & parapodial memiliki alat hisap anterior & posterior.
Bagian anteriornya terdapat mulut, dan bagian posteriornya terdapat
anus. Warna tubuhnya yaitu bagian dorsal
coklat muda; bagian ventral coklat tua serta simetri
tubuhnya yaitu bilateral dan panjang tubuhnya yaitu 7,5cm;
lebarnya adalah 1,8cm dengan berat
8,1 gram.
PEMBAHASAN
Pada pengamatan
pertama, yaitu pada Fasciola hepatica jantan
berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada Fasciola
hepatica jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut
di ujung ekornya (posterior). Pada Fasciola hepatica betina,
sepertiga depan terdapat bagian yg disebut cincin atau gelang kopulasi. Bentuknya
pipih (seperti daun), susunan tubuh triploblastik yang terdiri dari lapisan
ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Sistem pencernaan makanan sederhana. Sistem
ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan ke luar.
Fasciola
hepatica ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa
sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan
sendiri atau silang, Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang
dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di
sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian
tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan
membantu saat bergerak. Fasciola hepatica dewasa hidup
pada usus manusia. Parasit ini juga memiliki khas bercabang organ
reproduksi. Hati Fasciola hepatica juga memiliki
pengisap oral yang digunakan untuk secara efektif jangkar parasit dalam
memotong empedu.
Fasciola
hepatica parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya. Fasciola hepatica yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya
(endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Cacing hati (Fasciola
hepatica) tidak memiliki alat pernafasan khusus maka ia menggunakan
permukaan tubuh / kulit-nya sebagai tempat pertukaran O2 atau CO2.
ystem sirkulasi cacing hati (Fasciola hepatika), dengan darah yang
terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Cacing hati (Fasciola hepatica) memiliki alat
ekskresi khusus yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Alat ekskresi
ini dinamakan nefridium. Alat
ini disebut nefrostom.Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh
dari satu segmen kesegmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan
dikeluarkan melalui sebuah lubang yang disebutnefridiopori. Saat
silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di sebelahnya akan
mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridum ini, zat berguna seperti
glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan melalui
pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa nitrogen, dan garam yang
tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melaluinefridiopori.
Alat reproduksi pada Fasciola Hepatica jantan
memiliki sepasang testis dan penis. Cacing hati memiliki alat pencernaan tetapi
tidak lengkap. Susunan system pencernaan makanan hanya terdiri dari mulut,
faring, esophagus dan intestine. Lubang mulut tertutup oleh alat pengisap oral
(sucker). Lubang mulut berlanjut dengan rongga mulut yang berbentuk corong.
Rongga mulut berlanjut pada faring yang berdinding tebal dengan lumen sempit.
Dinding faring tersusun oleh otot melingkar. Faring berfungsi untuk mengisap
makanan. Faring mempunyai kelenjar faringeal. Esophagus menghubungkan faring
dengan intestine. Intestine bercabang dua ke kiri dan ke kanan yang membentang
kea rah posterior, dan sejajar. Masing-masing cabang bercabang lagi ke arah
lateralmembentuk kantung-kantung seka atau divertikula yang buntu.
Cabang-cabang ini mebagi makanan ke seluruh tubuh.
Pada praktikum kedua kita mengamati Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang parasit pada usus
manusia. Proses makan pada Ascaris
biasanya sangat cepat, dan material tertahan pada usus selama beberapa menit.
Tidak mungkin pencernaan terjadi pada sistem pencernaan sendiri, dan terlihat
jelas bahwa sejumlah besar makanan yang tidak tercerna tidak terserap. Makanan tersimpan dalam dinding usus.
Organ reproduksi pada jantan adalah gulungan single testis menyerupai
benang, dari mana vas deferens memanjang ke saluran yang lebih lebar, seminal
vesicle; ini diteruskan dengan pembuluh pendek muscular ejaculatory yang
berlubang ke dalam cloaca, sedangkan pada betina terdapat sistem reproduksi
berbentuk Y. Masing-masing cabang Y terdiri dari satu gulung ovari menyerupai
benang yang bersambungan dengan saluran yang lebih besar, uterus. Uteri dari
dua unit cabang ke saluran pendek muscular, vagina, yang berlubang ke bagian
luar melalui genital aperture atau vulva. Fertilisasi
terjadi pada uterus.
Peranannya:
Ascaris pathogenic pada manusia. Ketika
sejumlah besar larva melewati peradangan paru-paru dimulai dan penyamarataan
pneumonia dihasilkan. Cacing dewasa mungkin terdapat pada usus sejumlah besar
sebagai gangguan pada usus dan gejala gugup dapat terlihat sebagai hasil dari
sekresi zat beracun oleh cacing. Untungnya beberapa obat tersedia untuk dengan
mudah menghilangkan cacing, yang terbaik dari hal ini adalah piperazine citrate
dan hexyl resorcinol.
Ascaris pada dasarnya adalah penyakit pada anak-anak di Amerika Serikat,
tetapi persentase yang tinggi dari orang-orang dewasa di beberapa negara lain
dapat terinfeksi. Pelajaran di negara ini telah terlihat bahwa gangguan terutama sekali pada
keluarga dimana anak-anak dibiarkan mengotori dengan tanah dekat rumah merera. Di bawah kondisi ini tanah banyak mengandung telur embrio yang
menemukan jalan menuju ke mulut anak-anakmelalui tangan yang kotor. Infkesi dapat dicegah dengan mudah dengan menjalankan hidup sehat.
Pada praktikum ketiga kita mengamati lintah (Hirudo Medicinalis),
terdapat sucker dan saluran pencernaan. Lintah adalah Annelida terdiri dari subclass Hirudinea, ada lintah air tawar, darat, dan laut mereka
berbagi kehadiran clitellum . Seperti cacing
tanah ,
lintah adalah hermafrodit. Beberapa, tetapi
tidak semua, lintah yang hematophagous . Terdapat
jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya
kerabatnya, Oligochaeta, mereka
memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis,
telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Lintah dibedakan
dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat
kesukaannya.Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya
melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah
adalah karnivora. Beberapa
merupakan predator, mendapat makanan
dari berbagai jenis invertebrata seperti
cacing, siput, atau larva serangga.
Lintah diduga telah berevolusi dari tertentu Oligochaeta , sebagian besar yang memakan detritus. Namun, beberapa spesies
dalam Lumbriculidae adalah predator dan memiliki adaptasi yang sama
seperti yang ditemukan di lintah. Akibatnya, sistematika dan taksonomi dari lintah sangat
membutuhkan peninjauan.
SIMPULAN
Pada pengamatan pertama yaitu pada Fasciola
hepatica. Pada Fasciola hepatica jantan ditemukan spikula
atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada Fasciola
hepatica betina, sepertiga depan terdapat bagian yg disebut cincin
atau gelang kopulasi. Pada
praktikum kedua kita mengamati Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang
parasit pada usus manusia. Ascaris pathogenic pada manusia. Ketika sejumlah
besar larva melewati peradangan paru-paru dimulai dan penyamarataan pneumonia
dihasilkan. Pada praktikum keempat kita mengamati lintah (Hirudo
Medicinalis), terdapat sucker dan saluran pencernaan. Lintah dibedakan
dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah
sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau
batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin M. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Nugroho. 2012. Nemathelminthes. http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/08/Nemathelminthes-12.pdf diakses pada 08
April 2018
Schistosoma.
2001. Http://febrianfn.wordpress.com
Sukarno ,Amin Moh.1995.Biologi.Jakarta:Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar