Senin, 04 Juni 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN


Pengamatan pada Kelas Pisces terutama Ikan Lele dan Ikan Mas

Umi Nur Khabibah
Prodi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Pengamatan pada Kelas Pisces terutama Ikan Lele dan Ikan Mas” ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi spesimen dari Kelas Pisces berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesimen Kelas Pisces; membuat dendogram dari Kelas Pisces. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei 2018, pukul 12.30-14.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan seksi, penggaris, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Kelas Pisces terutama Ikan Lele dan Ikan Mas. Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula disediakan preparat dari Kelas Pisces yaitu Ikan Lele dan Ikan Mas. Setelah itu barulah dapat diamati bentuk morfologi nya. Kemudian digambar dan diberi keterangan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa Ikan Lele memiliki jari-jari sirip keras dan bentuk sirip diphocercal sedangkan Ikan Mas memiliki jari-jari sirip lemah mengeras dan bentuk sirip homocercal.

Kata kunci: Pisces; Ikan Lele; Ikan Mas.

.



PENDAHULUAN
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, “lintah laut”, atau hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Jumlah spesies/jenis ikan adalah yang terbanyak jika dibandingkan dengan jumlah spesies hewan vertebrata lainnya. jumlah spesies ikan  lebih dari 27,000 di seluruh dunia yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jumlah spesies ikan yang telah diberi nama diperkirakan sekitar 15 000 – 17 000 jenis, dari sekitar 40 000 jenis ikan yang ada.
Ikan dapat ditemukan di hampir semua perairan baik air tawar, air payau maupun air asin dan juga  pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan air hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan dan dipelihara untuk hiasan dalam akuarium, yang dikenal sebagai ikan hias.
Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan hewan lainnya  adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Karena besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang. Selain itu ikan juga baik dikonsumsi oleh anak-anak yang berfungsi dalam perkembangan otaknya. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis ikan mengandung sumber DHA yang tinggi.
Dalam ayat Al-Qur’an (QS. Al-A’raaf : 133) juga sudah dijelaskan:




Artinya: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”

Selain digunakan sebagai bahan makanan ikan juga digunakan sebagi bahan obat-obatan. Salah satu contohnya yaitu ikan gabus. Ikan gabus merupakan ikan ikan air tawar. Ikan gabus sangat kaya albumin, jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Keunggulan ikan gabus adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100 gram ikan gabus setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan lele maupun ikan mas yang sering kita konsumsi.
Untuk mendukung pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Dengan melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan/hewan air. Sistem atau cara pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei 2018, pukul 12.30-14.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan seksi, penggaris, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Kelas Pisces. Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula disediakan preparat dari Kelas Pisces yaitu Ikan Lele dan Ikan Mas
Cara kerjanya untuk pengamatan Kelas Pisces adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan.

HASIL
1.       Nama Spesiemen : Ikan Mas (Cyprinus auratus)
Lokasi : Mangli, Jember
 


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus auratus

Karakter Morfologi:
Sirip punggung (d) ada 1, sirip ekor (r) ada 1, sirip anal (A) ada 1, sirip dada (P2) ada 2, sirip perut (P2) ada 2. Jari-jari siripnya melemah mengeras. Kepala ikan mas panjangnya 3,5cm, tingginya 4cm, lebarnya 3cm. p adalah 19cm. Tipe sungutnya, yaitu pendek. Bentuk siripnya homocercal. Lebar matanya 0,8cm dengan bentuk sisik cyloid.

2.       Nama Spesiemen : Ikan Lele (Parakysis anomalopteryxl)
Lokasi : Balung, Jember


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Parakysidae
Genus : Parakysis
Spesies : Parakysis anomalopteryxl
Karakter Morfologi:
Sirip punggung (d) ada 1, sirip ekor (r) ada 1, sirip anal (A) ada 1, sirip dada (P2) ada 2, sirip perut (P2) ada 2. Jari-jari siripnya keras. Kepala ikan lele panjangnya 6cm, tingginya 0,5cm, lebarnya 4,5cm. p adalah 28cm. Tipe sungutnya, yaitu panjang. Bentuk siripnya diphycercal. Jumlah sungutnya ada 3 pasang, yaitu 1 pasang vertikal; 1 pasang horizontal; 1 pasang kesamping. Lebar matanya 0,3cm.
Kunci Identifikasi:
1.a. Sirip punggung mempunyai 1 duri ................................................................... 2
2.b. Bentuk sirip ekor tidak meruncing, tidak bersatu dengan sirip punggung .......... 4
4.b. Sirip dubur pendek, jari-jari B-26 ........................................................................... 6
6.b. Kedua lubang hidung tidak berdekatan, bagian belakang hidung bersungut .... 8
8.a. Kepala dan badan sangat besar, tertutup oleh sisik taji; ukurannya kurang dari 120mm ............................................................................................................................... 9
9.a. Kepala dan badan tertutup rata oleh tubus; 4 jari-jari bercabang pada sirip punggung ..........................................................................................................   (Parakysis)





PEMBAHASAN


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik yang tersusun oleh zat kapur. Permukaan sisik berlendir untuk mempermudah gerakan ikan dalam air. Ikan bergerak dengan sirip. Disisi kana dan kiri tubuhnya ada gurat sisi yang berfungsi sebagai untuk mengetahui arus air dan kedalaman tempat dia berenang.
Berdasarkan tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan bertulang sejati (osteichtyes) dan ikan tulang rawan (Condrictyes). Ikan bertulang rawan, umumnya hidup di lautan, insangnya terbuka, serta pemakan daging (karnovora), tidak bersisik, penutup tubuhnya berupa kulit yang berduri. Ikan bertulang sejati, umumnya ada di perairan dangkal dan laut, insang tertutup, bersisik kadang-kadang berlendir.
Sirip ada dua jenis yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras yaitu tidak beruas, pejal, tidak dapat dibengkokkan. Jari-jari lemah yaitu bening seperti tulang rawan, beruas dan dapat dibengkokkan. Ada beberapa sirip di ikan yaitu sirip punggu (pinna dorsalis) ada dua sirip depan dan belakang, sirip ekor (pinna caudalis), sirip dubur (pinna analis) sirip perut (pinna ventralis) dan pinna pectoralis. Ada 4 macam sisik yaitu cycloid, plakoi, ctenoid dan ganoid.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pisces mempunyai penyeimbang pada tubuhnya atau disebut sebagai gurat sisi atau line literalis. Menurut Gunarso (1985) yang menyatakan bahwa Linea Lateralis atau Gurat sisi adalah organ penerima getaran yang dapat mendeteksi suara jarak jauh. Linea Lateralis atau Gurat sisi pada memiliki warna keputih-putihan. Pada semua jenis ikan memiliki Linea Lateralis pada bagian tubuhnya dan mempunyai perbedaan baik warna maupun strukturnya. Pada Linea Lateralis antara ikan pelagis dan demersal memilki perbedaan baik dilihat dari habitat maupun cara organ merespon dari sumber suara.
Linea Lateralis sendiri mempunyai fungsi sebagai organ penerima getaran suara untuk menganalisis tekanan hidrodinamik dan mendeteksi suara jarak jauh Line Lateralis yaitu sebuah garis lurus pada tubuh ikan. Memanjang dari kepala ke ekor.  Fungsi dari line lateralis adalah sebagai sensor lingkungan ikan, untuk mengetahui kedalaman air, dan untuk mengetahui besar kecil tekanan di dalam air. Sisik yg dihitung adalah sisik berpori/ gurat sisi/ linea lateralis. Jumlah tdk sama utk masing-masing spesies. Dihitung dari dpn /dekat kepala kearah ekor. Jika LL tdk lurus (ex. Ikan kuweh) maka dihitung mengikuti arah. Jika ada 2  (ex. Ikan buntal) maka yg dekat kepala dihitung lbh dahulJika banyak (ex. Ikan belanak) yg dihitung satu saja yag paling tengah.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pisces ternyata mempunyai berbagai macam tipe ekor yaitu homocercal, diphycercal. Menurut Adnan (2010), Homocercal merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor, Diphycercal merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetris dengan ruas vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip.
Menurut Surya (2010) mneyatakan bahwa Organ penting yang berperan dalam sistem pernafasan ikan adalah insang, juga berfungsi sebagai mengatur pertukaran air dan garam dan melepas nitrogen sisa hasil metabolisme. Pertukaran oksigen adalah tujuan utama dari respirasi ikan. Proses fisiologis pengambilan oksigen dari air jauh lebih sulit dari padamengeluarkan oksigen dari udara. Air sekitar 800 kali lebih padat daripada udara dan mengandung oksigen hanya sekitar 3%. Sedangkan udara mengandung sekitar 20% oksigen.
Proses respirasi memakan energi cukup tinggi dan sistem hanya bekerja dengan baik jika kan dalam kondisi fisik yang baik, dan lingkungan mengandung oksigen terlarut yang memadai. Luas permukaan insang hanya sekitar 6-10 kali lebih besar dari luas permukaan seluruh tubuh. Areal ini relatif kecil dibandingkan dengan paru-paru sebagai organ pertukaran. Sebaliknya, permukaan paru-paru bisa 100 kali lebih besar dari permukaan tubuh mamalia. Pertukaran gas terjadi di lamellae sekunder dari insang dan sangat efisien. Efisiensi di capai dengan aliran lawan arus air dan darah. Darah vena miskin oksigen bergerak berlawanan dengan aliran air yang relatif kaya oksigen. Dalam mekanisme ini, air harus mengalir terus-menerus melalui insang untuk menjaga respirasi efektif.
Sekitar 80% dari oksigen lingkungan dilepaskan selama respirasi. Pada manusia hanya 25% dari oksigen biasanya dilepas dari udara selama respirasi. Pada ikan, anestesi dicapai dengan menggunakan prinsip-prinsip ini. Agen anestesi dilarutkan dalam air dan anestesi dipertahankan dengan menjaga air obat mengalir di insang, bahkan jika seluruh tubuh ikan keluar dari air. Efektivitas ekstrim dari insang sebagai organ pertukaran gas juga membuat mereka sangat rentan terhadap bahan beracun. Zat beracun dapat terakumulasi dalam tubuh ikan hingga 1 juta kali konsentrasi zat yang sama di dalam air.
Berdasarkan praktikum kali ini mengenai morfologi dari ikan mas yaitu mempunyai sirip punggung (d) 1, jumlah sirip ekor (r) ada 1, sirip anal (A) ada 1, jumlah sirip dada (P2) ada 2, dan sirip perut (P2) ada 2. Ikan mas memiliki jari-jari sirip yang melemah mengeras. Kepala ikan mas mempunyai panjang 3,5cm, tingginya 4cm serta lebarnya yaitu 3cm. p adalah 19cm. Tipe sungut ikan mas, yaitu pendek. Bentuk sirip ikan mas, yaitu homocercal. Dengan lebar matanya 0,8cm berbentuk cyloid sisiknya.
Sedangan ikan Lele memiliki sirip punggung (d) 1, sirip ekor (r) ada 1, sirip anal (A) ada 1, sirip dada (P2) ada 2, dan sirip perut (P2) ada 2. Ikan lele memiliki jari-jari sirip keras. Kepala ikan lele panjangnya 6cm, dengan tingginya 0,5cm, dan lebarnya 4,5cm. p adalah 28cm. Tipe sungut ikan lele, yaitu panjang. Bentuk siripnya pun diphycercal. Jumlah sungutnya ada 3 pasang, yaitu 1 pasang vertikal; 1 pasang horizontal; 1 pasang kesamping. Lebar mata ikan lele, yaitu 0,3cm.

SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah ikan merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan bergerak dengan sirip. Disisi kana dan kiri tubuhnya ada gurat sisi. Pisces  mempunyai penyeimbang pada tubuhnya atau disebut sebagai gurat sisi atau line literalis. Fungsi dari line lateralis adalah sebagai sensor lingkungan ikan, untuk mengetahui kedalaman air, dan untuk mengetahui besar kecil tekanan di dalam air. Tipe ekor dari ikan yang telah diperoleh dari praktikum, yaitu homocercal  untuk ikan mas, diphycercal untuk ikan lele.

DAFTAR PUSTAKA
Asadi, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan Biologi FKIP Unsulbar : Majene.
 diakases pada 05 Juni 2018.
Http://Www.Pisces, osteiihthyies. tanggal akses 30 mei 2018
Riki.2010. Laporan Pisces.(Online). (http://www.academia.edu).
Sukiya. 2001. Biologi Verterbrata. Yogyakarta : Fakultas MIPAØ Universitas Negeri Yogyakarta




Rabu, 09 Mei 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN (ARTHROPODA)


Pengamatan pada Filum Arthropoda yang ada pada kehidupan kita

Umi Nur Khabibah
Prodi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158002
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Pengamatan pada Filum Arthropoda yang ada pada kehidupan kita” ini bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi spesimen dari Filum Arthropoda berdasarkan kunci identifikasi; mengklasifikasikan spesimen Filum Arthropoda; membuat dendogram dari Filum Arthropoda. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 April 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan seksi, kaca pembesar, penggaris, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Filum Arthropoda. Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula disediakan preparat dari filum Arthropoda yaitu laba-laba, belalang, udang, kupu-kupu. Setelah itu barulah dapat diamati bentuk morfologi nya. Kemudian digambar dan diberi keterangan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa belalang dan kupu-kupu termasuk ke dalam kelas Insekta. Laba-laba termasuk ke dalam kelas Arachnida dan udang termasuk ke dalam kelas Crustacea.

Kata kunci: Arthropoda; Crustacea; Arachnida; Insekta

.



PENDAHULUAN
Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang beruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya. Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencangkup serangga, laba-aba, udang, limpan dan hewan lainnya.
Arthropoda yang ditemukan di dalam gudang beras dan gudang gabah memiliki peran sebagai herbivora, musuh alami (Arthropoda yang berperan sebagai predator atau parasitoid), dan serangga lain (Arthropoda yang berperan sebagai polinator atau scavenger).
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari Arthropoda dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, dan udang. Hewan yang tergolong ke dalam kelas ini hidup di air tawar atau air laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidpan darat, seperti kepiting darat.
Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu tampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar maupun habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada antropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi partogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen.
Dalam ayat Al-Qur’an (QS. Al-A’raaf : 133) juga sudah dijelaskan:




   
Artinya: Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Menurut tafsir Al-Misbah Allah swt. mengirimkan peringatan yakni termasuk belalang yang merusak tumbuhan serta kutu sebagai hama tanaman kepada orang-orang yang kebejatan dan kedurhakaan mereka telah melampaui batas yakni kaum Fir’aun.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya bahwa ia dapat mengirimkan peringatan kepada orang-orang yang melampaui batas berupa segerombolan belalang yang dapat merusak keseimbangan ekosistem dan membuat kekacauan untuk manusia. Seperti yang diketahui bahwa belalang yang merupakan salah satu spesies dari kelas insecta filum Arthropoda, salah satu perannya dalam ekosistem yaitu menjadi penggangu terhadap kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman yakni memakan daun dan rumput-rumputan dengan cepat.

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 April 2018, pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember. Alat yang digunakan yaitu papan seksi, kaca pembesar, penggaris, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu spesimen Filum Arthropoda. Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula disediakan preparat dari filum Arthropoda yaitu laba-laba, belalang, udang, kupu-kupu.
Cara kerjanya untuk pengamatan Arthropoda adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian meletakkan spesiemen di atas papan seksi. Kemudian, mengamati spesimen di atas papan seksi, setelah itu mencatat karakter morfologinya. Lalu menggambarnya secara keseluruhan spesimen dan memberikan kerterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, kemudian menuliskan klasifikasi mulai tingkat Kingdom sampai spesies, dan juga menuliskaan kunci identifikasi serta membuat dendogram bedasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Setelah menganalisis hasil pengamatan. Untuk kelas Insceta dan juga kelas Arachnida dibuat Taksidermi.

HASIL
1.       Nama Spesiemen : Udang (Penaeus sp.)
Lokasi : Belakang Laboratorium Terpadu FTIK


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Deapoda
Family : Penaldae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus sp.

Karakter Morfologi:
Warna tubuhnya adalah putih dengan bintik-bintik merah. Simetri tubuhnya bilateral dengan jumlah segmen 6. Jumlah kaki swimming legs ada 4, sedangan jumlah KaKi walking legs ada 5. Panjang tubuhnya yaitu 10 cm; lebarnya 2,5 cm.

2.       Nama Spesiemen : Belalang
Lokasi : Perumahan Millenia, Jember


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricocnis

Karakter Morfologi:
Warna tubuhnya adalah coklat dan ada warna hijau muda sedikit. Bentuk tubuhnya ada 3 bagian (kepala, toraks, abdomen) memiliki 6 kaki yang berseni dan juga memiliki 2 pasang sayap dan 2 antena. Panjang tubuhnya yaitu 6 cm; lebarnya 1 cm.

Kunci Identifikasi:
9b -  8b – 71 - 5b - 2b

3.       Nama Spesiemen : Kupu-kupu
Lokasi : Gedung G Fakultas FTIK



Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Araneae
Family : Lepidoptera
Genus :
Spesies :

Karakter Morfologi:
Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, toraks, abdomen). kepala terdiri dari antena, mata, mulut, labrum, labial palpus, proboscis. Panjang tubuhnya yaitu 2,5 cm; panjang sayap keseluruhan 4 cm; panjanag sayap belakang 1,2 cm; panjang antena 1,4 cm.  Lebar tubuhnya 1 cm; lebar sayap 4 cm. Bentuk tubuhnya bersayap dan bercorak. Simetri tubuhnya bilateral, dan warna tubuhnya coklat dengan corak putih.

Kunci Identifikasi:
1a – 2b – 5b – 7b – 10a


4.       Nama Spesiemen : Laba-laba
Lokasi : Belakang Laboratorium Terpadu FTIK



Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Policidae
Genus :
Spesies :

Karakter Morfologi:
Bagian tubuhnya di bagi menjadi 2 bagian yaitu sepalotoraks dan abdomen dengan warna tubuhnya hitam dan ada corak kuningnya. Mempunyai 4 pasang kaki yang memiliki ruas-ruas. Panjang tubuhnya 6,7 cm; lebar sepalotoraks 1,3 cm; lebar abdomen 1 cm.




PEMBAHASAN


Arthropoda merupakan hewan yang kaki dan tubuhnya beruas, kulit keras terbuat dari kitin, dan pada setiap segmen tubuh dijumpai sepasang anggota badan. Terbagi ke dalam kelas Onychopora, Crustacea, Insekta, Chilapoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,Merostomata, Arachnida, Pygnogonida, Tardigrada, dan Pentostomida. Arthropoda biasanya ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara termasuk bentuk simbiosis dan parasit. Arthropoda merupakan filum terbesar di dalam dunia hewan.
Ciri-ciri dari kelas Athropoda yaitu tubuh yang bersegmen dengan jumlah yang bervariasi, adanya kutikula yang keras membentuk rangka luar yang disebut eksoskeleton. Lalu memiliki sistem saraf tangga tali. Bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru. Bersifat dioseus.
Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada) merupakan penyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar yang keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod).
Uropod terletak di antara sisi ekor yang mendatar (telson).
Udang  merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan amerika selatan. Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa.
Tubuh udang bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (epala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior tubuh besar dan lebih besar, sedangkan posteriornya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
·         dua pasang antena
·         satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya,
·         satu pasang maksilla,
·         satu pasang maksiliped. (Cherian dan Sim, 1994).
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
Tubuh kelas Insekta terdiri dari bagian kepala, dada  dan abdomen dengan kaki enam pasang atau hexopode. Mata tunggal dan mata majemuk di kepalanya. Pada bagian dada terdiri dari tiga ruas yaitu protoraks, mesotorak, dan metatorak. Contoh hewan dari kelas Insekta yaitu belalang, kupu-kupu.
Pada kelas Arachnida tubuhnya memiliki bagian kepala dan dada yang menyatu dan bagian perut yang bulat. Bagian kepalanya kecil, tidak memiliki antenna dan memiliki mata tunggal. Pada bagian sefalotorak terdapat sepasang klisera yang beracun dan sepasang palpus. Contoh hewannya yaitu laba-laba.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.

SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah hewan yang termasuk Arthropoda adalah Udang, laba-laba, belalan, dan kupu-kupu. Adapun klasifikasinya Panaeu sp. (Udang) termasuk dalam kelas crustacea yang secara morfologi tersusun atas mata, karapaks, perut, mulut, antena, dan kaki. Adapun pada laba-laba termasuk dalam kelas Arachnoidea yang secara morfologi memiliki kepala, mata majemuk, pemintal, perut, mulut, antena, dan kaki dan alat capit. Valanga sp. (belalang) dan kupu-kupu  termasuk dalam kelas Insecta yang secara morfologi memiliki mata majemuk, sayap, betis, mulut, antena, dan paha.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. “Diversity Of Soil Arthropod In Green  Arrier Area PT. Pusri” Biovalentia: Biological Research Journal. 2 No 1 (2016): 36-53.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Jumor 200. Entomologi Pertanian. Jakarta. Rieneker
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.